Petajurnalis.co.id, JAKARTA – Penguatan Pertahanan Menjadi Kunci Untuk Menjaga Kedaulatan Indonesia.Indonesia memegang prinsip bebas aktif dalam hubungan internasional, dengan prinsip tersebut Indonesia memilih untuk mengedepankan gerakan nonblok dan memegang teguh “Politik Teman Baik” dengan negara lain.
Namun, meski memilih menjadi negara netral, Indonesia dihadapkan pada sejumlah ancaman dan tantangan yang perlu diantisipasi dengan bijak. Sebab Indonesia berada di kawasan Asia Pasifik yang saat ini menghadapi dinamika geopolitik yang semakin kompleks dengan kehadiran berbagai aktor, termasuk China, serta perkembangan baru-baru ini seperti kemitraan keamanan AUKUS (Australia, Britania Raya, dan Amerika Serikat).
Untuk itu, kewaspadaan pun harus ditingkatkan dengan kesiapan pertahanan negara. Salah satu instrumennya adalah dengan mempersiapkan anggaran pertahanan yang memadai.
Pada 2024, anggaran pertahanan yang disalurkan ke Kementerian Pertahanan mencapai Rp 139 triliun. Angka tersebut meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2023 anggaran pertahanan sebesar Rp 134 triliun dan tahun 2022 anggaran pertahanan sebesar Rp 133 triliun.
- Iklan Google -
Ketegangan maritim, terutama terkait klaim wilayah di Laut Cina Selatan, pun menjadi salah satu tantangan utama bagi Indonesia karena dapat menciptakan ketidakstabilan dan menimbulkan risiko konflik. Begitu pula dengan upaya ekspansi militer dari beberapa negara di Asia Pasifik juga dapat menciptakan kekhawatiran keamanan bagi Indonesia.
Peningkatan aktivitas militer dan strategisasi regional pun dipandang dapat mempengaruhi keseimbangan kekuatan di kawasan.
“Pertahanan, keamanan negara, hingga geopolitik, menjadi gagasan ide debat Capres ketiga lalu, sangatlah menarik. Karena penguatan pertahanan adalah kunci untuk menjaga kedaulatan Indonesia,” cetus Sekjen Relawan Prabowo (REPRO), Arya Sadhana.
Dengan pertahanan yang baik, Indonesia bisa mengelola sumber daya yang dimiliki termasuk sumber daya alam melimpah yang dimiliki Indonesia. Hal tersebut pada akhirnya akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat.
Itulah sebabnya, disaat seperti ini kehadiran pemimpin yang tegas sangat diperlukan. Kelihaian diplomasi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir membuahkan hasil seperti berbagai kerjasama militer antara Indonesia dengan Australia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.
Tak hanya itu, Prabowo Subianto juga berhasil mengamankan sumbangan 15 kendaraan taktis Armoured Personnel Carrier (APC) untuk TNI dari Australia dan lisensi untuk memproduksi kapal tempur Inggris di Indonesia, yaitu kapal tempur tipe fregat Arrowhead 140, yang rencananya akan diproduksi sebanyak dua kapal oleh PT PAL di Surabaya dan ditargetkan selesai pada tahun 2026.(Shansan)