*ART MARKET EXHIBITION 2025 Soroti Peran Budaya dan Seni dalam Kebangkitan Maritim Nusantara*
Jakarta, 21 Mei 2025, Petajurnalis.co.id – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Lembaga Sukses Jakarta (LSJ) menyelenggarakan *Art Market Exhibition 2025* bertema *“Peran Budaya dan Seni dalam Kebangkitan Peradaban Maritim Nusantara”*. Acara digelar di Museum Maritim Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional dari berbagai bidang: pemerintahan, seni, budaya, dan militer.
Acara dibuka oleh Ketua Pelaksana *Imam Sunarto Arief*, yang menyampaikan bahwa kebudayaan dan seni bukan hanya alat ekspresi, melainkan juga strategi kebangsaan.
- Iklan Google -
> *“Forum ini menjadi ruang dialog lintas sektor, tempat seni dan budaya tidak hanya dikenang tapi digerakkan sebagai fondasi kebangkitan peradaban maritim Indonesia,”* ujarnya.
Diskusi utama menampilkan beberapa narasumber penting, di antaranya:
– *Hasan Basori, M.Hum.* (Budayawan danh Akademisi) yang menekankan pentingnya dokumentasi tradisi pelayaran dan upacara laut.
– *Lukman Hakim* (Seniman pesisir) menyatakan bahwa laut harus dilihat sebagai inspirasi kehidupan dan pusat gerakan seni komunitas.
– *Laksda TNI (Purn) Dr. Suradi Slamet, S.T., S.Sos., M.M.* menekankan pentingnya integrasi budaya maritim dalam pendidikan dan bela negara sebagai pilar ketahanan nasional.
– *Cak Lontong*, tokoh publik, menutup sesi dengan pendekatan budaya populer yang menyenangkan.
Diskusi berlangsung dinamis hingga sore hari dan ditutup dengan sesi tanya jawab serta ramah tamah antarpeserta.
*Art Market Exhibition 2025* menjadi momentum penting untuk mengangkat potensi budaya dan seni maritim sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa. LSJ berharap hasil forum ini dapat menjadi dasar kolaborasi lebih luas di tingkat lokal maupun nasional.
—
*Tentang Lembaga Sukses Jakarta (LSJ):*
LSJ adalah lembaga independen yang fokus pada pengembangan seni, budaya, dan kreativitas masyarakat urban sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan.
Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh lintas bidang mulai dari pemerintah, seniman, budayawan, hingga tokoh militer yang memberikan pandangan strategis mengenai potensi besar kebudayaan dan seni sebagai fondasi kebangkitan maritim Indonesia.
Ketua Pelaksana, Imam Sunarto Arief, dalam sambutannya menyampaikan:
> “Kita tidak hanya mengenang sejarah kejayaan maritim masa lalu, tetapi juga menyiapkan generasi kreatif yang mampu menjadikan seni dan budaya sebagai motor penggerak pembangunan bangsa berbasis laut. Forum ini adalah ruang dialog dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.”
Hasan Basori, M. Hum, akademisi dan budayawan, memaparkan pentingnya revitalisasi nilai-nilai lokal:
> “Warisan budaya maritim kita, seperti tradisi pelayaran dan upacara laut, harus direkam, didokumentasikan, dan disebarluaskan melalui berbagai medium seni sebagai bentuk perlawanan terhadap arus globalisasi homogen.”
Lukman Hakim, seniman dan penggerak komunitas seni pesisir, menegaskan bahwa:
> “Seniman harus turun ke masyarakat. Laut bukan hanya sumber daya alam, tapi juga sumber inspirasi karya dan kehidupan. Kesenian bisa menjadi alat pemersatu sekaligus penggerak ekonomi daerah.”
Laksda TNI (Purn) Dr. Suradi Slamet, S.T., S.Sos., M.M., menyampaikan perspektif kebangsaan:
> “Ketahanan budaya adalah bagian dari ketahanan nasional. Seni dan budaya bukan pelengkap, melainkan pilar. Kita perlu integrasikan narasi budaya maritim dalam pendidikan dan bela negara.”
Cak Lontong, tokoh publik yang juga dikenal sebagai pemerhati sosial-budaya, menutup sesi dengan pendekatan yang ringan namun mendalam:
> “Kebudayaan itu bukan sesuatu yang kaku. Kalau disampaikan dengan cara menyenangkan, seni bisa masuk ke semua lapisan masyarakat dan jadi bagian dari kehidupan sehari-hari.”
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif dan ramah tamah, mempertemukan ide-ide segar dari para peserta lintas profesi yang hadir. Melalui forum ini, LSJ berharap kesadaran dan semangat kebangkitan budaya maritim terus berkembang dan menjangkau seluruh penjuru nusantara.
(*Red Triwahyudi)