Pesawaran,- Peta Jurnalis Kabupaten Pesawaran yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan panorama alam yang memukau, kini kembali menjadi sorotan publik. Deretan pantai indah di wilayah ini, seperti di Dusun Ketapang ,Desa Batu Menyan, Kecamatan Teluk Pandan sejatinya memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi unggulan di Provinsi Lampung. Namun, di balik pesona ombak dan hamparan pasir putih, tersimpan persoalan serius yang menyangkut pengelolaan dan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal itu terungkap saat anggota DPRD Kabupaten Pesawaran dari Fraksi PKB, M. Teguh Santoso, melakukan kunjungan kerja sekaligus inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu destinasi wisata pantai di wilayah Ketapang, Sabtu (11/10/2025).
Dalam kunjungannya, M. Teguh Santoso menyoroti langsung kondisi pengelolaan wisata yang dinilai belum berjalan secara maksimal. Ia menegaskan bahwa potensi besar yang dimiliki sektor pariwisata seharusnya mampu memberi kontribusi nyata terhadap PAD Pesawaran, bukan justru jauh dari target seperti yang terjadi saat ini.
“Wisata di Pesawaran ini luar biasa indah, tapi pengelolaannya masih jauh dari harapan. Pemerintah daerah seharusnya bisa lebih serius membenahi sistem dan tata kelola agar pendapatan daerah bisa meningkat,” ujar M. Teguh Santoso dengan nada tegas.
Menurutnya, beberapa faktor menjadi penyebab utama tidak tercapainya target PAD dari sektor wisata, antara lain masih lemahnya manajemen pengelolaan, kurangnya promosi terarah, serta belum optimalnya sinergi antara pemerintah daerah dan pelaku wisata lokal. Ia juga menambahkan bahwa pemerintah harus berani melakukan evaluasi terhadap pihak-pihak pengelola yang dianggap tidak transparan dalam pengelolaan retribusi maupun pengembangan fasilitas wisata.
“Jika dikelola dengan profesional, wisata pantai di Pesawaran bisa menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Banyak warga sekitar yang bisa terlibat — dari UMKM, penyedia jasa wisata, hingga pelaku seni budaya lokal,” tambahnya.
Pesawaran sendiri dikenal dengan garis pantainya yang panjang dan beragam, mulai dari Pantai Klara, Mutun, Sari Ringgung, hingga Batu Menyan yang kini tengah berkembang sebagai destinasi alternatif. Namun sayangnya, sebagian besar wisata tersebut masih menghadapi tantangan infrastruktur dan tata kelola yang belum tertata baik.
M. Teguh Santoso juga menegaskan pentingnya komitmen bersama antara legislatif dan eksekutif untuk menciptakan regulasi yang berpihak pada pengembangan wisata berkelanjutan. Ia berharap Dinas Pariwisata bersama pemerintah desa dapat duduk bersama menyusun strategi pengelolaan yang lebih transparan, modern, dan berbasis masyarakat.
“Wisata bukan hanya tentang keindahan alam, tapi juga bagaimana kita mengelolanya dengan hati dan tanggung jawab. Jika sistemnya kuat, hasilnya akan dirasakan masyarakat dan daerah secara langsung,” pungkasnya.
Kunjungan tersebut sekaligus menjadi pengingat bahwa keindahan alam Pesawaran tidak cukup hanya dipromosikan — tetapi juga perlu dirawat, diatur, dan dimanfaatkan secara bijak demi kemajuan daerah.
- Advertisement -
Laporan: Carles



