Jakarta, -petajurnalis.co.id
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI MPO) adakan acara, Halal Bihalal dengan tema “Kemerdekaan Palestina, Amanah UUD 1945 dan Kittah Perjuangan HMI MPO”. Acara di laksanakan di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta Pusat. Sabtu 25 Mei 2024.
Dalam acara tersebut turut hadir diantaranya:
Egi Sudjana, Tansil Limrung, Aguspri Muhammad, Lukman Hakim Hassan, Imron Fadhil Syam, Yusuf Hidayat, Syafinuddin Al-Mandari, Cahaya Pamungkas, Muzakkir Dzabir Syahrul Efendi Dosapang, M. Cozhin Amrullah, Alto Makmuralto, Puji Hartoyo Abubakar, Muhammad Fouzi, Zuhad Aji Firmantoro, Afandi Ismail, Mahfut Khanafi.
Dr. Sarbini Abdul Murod selaku Aktivis Mer-C, dalam orasinya mengatakan, masyarakat dunia telah berupaya mendesak gencatan senjata, untuk menghentikan serangan bersenjata Israel ke Palestina yang telah berlangsung sekitar 8 bulan, sejak 7 Oktober 2023.
- Iklan Google -
Jumlah korban saat ini sudah mencapai 33.000 orang, berbagai upaya diperlukan untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang tengah berlangsung ini, pada Mei 2024.
Negara Palestina sebagai negara berdaulat, ditengah bencana kemanusiaan, konflik Palestina – Israel yang masih berlangsung, maka Himpunan Mahasiswa Indonesia Majelis Penyelenggara Organisasi (HMI MPO) dengan ini menyatakan sikap,
1.Terus mendesak Mahkamah Internasional menjatuhkan sanksi nyata kepada Presiden Benjamin Netanyahu dan militer Israel.
2.Mendesak masyarakat untuk terus melakukan gerakan boikot produk-produk yang berkaitan/terafiliasi/mendukung Zionis Israel.
3. Mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui diplomasi aktif baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
4. Mendorong seluruh lembaga kemanusiaan dunia dan pihak-pihak berkepentingan untuk terus menyalurkan bantuan makanan, obat-obatan, pendidikan, hingga air bersih kepada saudara-saudara kita yang ada di Palestina dan Gaza.
Syafinuddin Al-Madari mengatakan bahwasanya penjajahan Israel terhadap Palestina dan kita juga mendukung kemerdekaan Rakyat Palestina sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik.
Kita lakukan konsolidasi internal dan juga mungkin akan melakukan gerakan berjejaring dengan organisasi-organisasi kepemudaan lain di dalam barisan atau di dalam koalisi. “tutupnya.
(Maya)