PetaJurnalis.co.id < Jakarta, 25 Agustus 2025 > Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Perpustakaan Nasional, politisi senior Theo L. Sambuaga mengenang sosok Presiden ketiga Republik Indonesia sebagai pemimpin demokratis sekaligus pengabdi ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Sepanjang hidupnya beliau mengabdikan diri pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk industri pesawat terbang nasional. Pada masa kepresidenannya, beliau juga membuka ruang bagi kritik masyarakat dan mempercepat Pemilu dari tahun 2002 menjadi 1999. Saat itu jumlah peserta Pemilu melonjak dari tiga partai menjadi 48 partai politik. Itu adalah tonggak pembangunan demokrasi di Indonesia,” ujar Theo dalam konferensi pers.
Theo juga menyinggung masa sulit krisis ekonomi 1998 yang sempat membawa inflasi mendekati 600 persen. Namun, menjelang akhir masa jabatan pada Oktober 1999, angka inflasi berhasil ditekan hingga mendekati 20 persen. “Itu adalah salah satu keberhasilan nyata yang patut dikenang,” tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa pada Sidang MPR 1999, Presiden ketiga sejatinya masih memiliki peluang besar untuk kembali terpilih. “Beliau bukan ditolak, hanya kalah tipis sekitar 30 suara. Banyak yang mendesak agar beliau maju lagi, tetapi beliau memilih memberi kesempatan kepada tokoh lain,” ungkap Theo.
Di akhir pernyataan, Theo menekankan pentingnya melanjutkan semangat kepemimpinan tersebut. “Sekarang demokrasi kita berkembang, ekonomi terus berbenah, dan tantangan besar masih ada. Mari kita bantu pemerintah bekerja untuk rakyat. Kita yang sudah senior cukup mendukung agar generasi penerus membawa bangsa semakin maju,” pungkasnya
(red/tim)