Pesawaran, Peta Jurnalis – Di tengah kemajuan zaman, dunia pendidikan masih menghadapi berbagai tantangan, terutama di daerah yang minim perhatian. Salah satu contohnya adalah UPTD SDN 23 Way Ratai, yang kondisinya jauh dari kata layak. Kurangnya ruang belajar yang memadai membuat proses pembelajaran menjadi kurang nyaman bagi siswa dan guru.
Sekolah ini menghadapi keterbatasan fasilitas yang sangat mencolok. Ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, dan ruang belajar siswa harus digabungkan dalam satu tempat. Bahkan, lebih miris lagi, siswa kelas 1, 2, dan 3 harus belajar di musala yang berdekatan dengan sekolah karena tidak tersedianya ruang kelas yang layak.
Rabu, 19 Februari 2025, Yudi dari LSM Garuda Indonesia Perkasa (GIP) turun langsung meninjau kondisi sekolah tersebut. Kepala sekolah, Sugito, S.Pd., menyampaikan keprihatinannya terhadap keadaan ini. “Anak-anak sekolah harus mendapatkan perhatian dan kenyamanan dalam belajar, agar mereka dapat berprestasi di masa depan,” ungkapnya.
Selain kondisi ruang belajar yang tidak layak, lingkungan sekolah juga kurang mendukung bagi anak-anak. Saat musim hujan tiba, halaman sekolah berubah menjadi becek, sepatu siswa sering kali kotor karena lumpur dan bahkan terkena kotoran ayam. Salah satu siswa mengeluhkan hal ini kepada tim media yang datang meliput.
- Iklan Google -
“Kami sangat sedih melihat anak-anak harus bermain dalam kondisi seperti ini. Setiap kali hujan, sepatu mereka berlumpur, bahkan ada yang terinjak kotoran ayam,” ujar seorang guru bernama Agus Toni. Ia berharap ada bantuan untuk menyediakan kayu atau material lainnya yang bisa digunakan sebagai jalur pijakan bagi siswa saat keluar dari ruang belajar.
Kondisi memprihatinkan ini memicu harapan besar dari pihak sekolah dan masyarakat agar pemerintah dan dinas terkait segera memberikan perhatian dan solusi nyata. Pendidikan adalah pondasi masa depan bangsa, dan sudah sepatutnya sekolah-sekolah dengan kondisi miris seperti UPTD SDN 23 Way Ratai mendapatkan fasilitas yang lebih layak.
Di era kepemimpinan Presiden Prabowo, yang telah meluncurkan program makanan gratis untuk anak sekolah, masih banyak sekolah yang membutuhkan perhatian lebih, terutama dalam hal sarana dan prasarana pendidikan. Besar harapan agar program pendidikan juga difokuskan pada peningkatan kualitas infrastruktur sekolah, sehingga semua anak Indonesia bisa belajar dengan nyaman dan layak. ( Carles)