PetaJurnalis – Bogor | Seminar Perunggasan dengan tema “Tangung Jawab Pemerintah Dalam Melindungi Keberlangsungan Hak Usaha Perunggasan Nasional, acara ini di selenggarakan di Botani Square , kota Bogor, Kamis (25/1/2024).
Menurut Prof.Dr.Ir.Muladno MSA yang juga sebagai moderator pada acara tersebut mengatakan perlunya konsolidasi budidaya peternak mandiri atau peternak kecil secara nasional hari ini.
- Iklan Google -
Prof.Dr.Ir.Muladno MSA, seorang Profesor di bidang peternakan yang menginisiasi lahirnya Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) mengatakan Mengkonsolidasikan peternak itu paling penting, bagaimana caranya tidak gampang tapi kami punya sistem dan sudah berjalan 10 tahun, jadi saya optimis walaupun sulit itu bisa. Mengkonsolidasikan peternak mungkin bisa tapi mengkonsolidasikan peternak mandiri itu yang sulit, mudah-mudahan mereka paham arah kedepannya seperti apa Insya Allah itu bisa, saya optimis, pointnya adalah konsolidasi budidaya.
“Konsolidasi budidaya peternak itu penting, konsepnya mirip kalau sapi sudah berjalan 10 tahun, kalau ini ayam.
Di sekolah peternak rakyat itu point besarnya itu perubahan pola pikir (mainsed) yang belum pernah di garap oleh banyak orang dan IPB sudah memulai itu,” jelasnya.
Dan tentu ada tiga unsur penting yaitu, perubahan karakter, perubahan pola pikir itu di dalam evaluasinya kita beri bobot 45%, Kemudian Kita ajarkan mereka tentang kolektif bisnis berjamaah, itu dalam penilaian kami kita beri bobot 35%, baru masalah tehnis itu 25%,” sambung Profesor.
“Dan ini konsolidasi budidaya ini sudah mulai di Bogor, nanti kemudian rencananya di Jawa Tengah dan jawa Timur, dan bukan wacana lagi. Setidaknya kami sudah kunjungi 27 kandang-kandang mereka kami datangi biar kita tahu persis seperti apa kondisinya, ada yang mau roboh ada juga yang tutup, macam-macam kepemilikan dan itu tidak terkonsolidasi,” kata Profesor.
Disinggung terkait pakan ternak impor berbahan jagung oleh media apakah kita bisa produksi jagung ?
“Kita punya lahan luas di Papua setelah kita tanami jagung dan tumbuh, kita bisa tanam tuh jagung cuma masalahnya memasarkannya kemana, nah lagi-lagi perlu konsolidasi, petani kecil jumlahnya banyak, bukan hanya satu angkutan motor saja. Kalau bisa satu kontainer atau 1 kapal, kalau ini tidak di konsolidasi tidak pernah bisa” kata Prof Mulando.
Rabu hari ini Kementrian Pertanian menggelar seminar Perunggasan di Botani Square kota Bogor.
Dalam wawancara dengan awak media Prof.Dr.Ir.Muladno MSA Ketua PSP-IPB. “Optimis Peternak kecil perlu adanya Konsolidasi Secara Nasional.
Sebagai penggagas IPB Sekolah Peternak Rakyat dan di temani oleh 5 perguruan tinggi, Insya Allah nanti IPB ingin mengajak seluruh perguruan tinggi ikut program sekolah peternakan rakyat untuk ngajarin peternak-peternak kecil di seluruh Indonesia, bukan IPB saja, jadi di setiap provinsi ada orang-orang pinter untuk membangun kawasannya sendiri di tingkat kecamatan,” harap Profesor.
“Dan ini sudah mulai di 33 titik dari 15 Kabupaten jadi kami mohon bantuannya supaya titik-titik kumpulan peternak kecil yang sudah terkonsolidasi di seluruh Indonesia ternyata untuk menjadi Indonesia emas itu ya peternak kecil, petani kecil harus di konsolidasikan, tanpa konsolidasi Indonesia tidak bisa makmur,” tutup Profesor.
Hadir pada seminar perunggasan, Prof. Dr.Ir.Muladno MSA, seorang profesor di bidang peternakan yang menginisiasi lahirnya Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), Agung Suganda yang mewakili Kementerian Pertanian, Dr.I.Gusti.Ketut.Astwa Deputi 1 Bapenas RI, Alvino ST Ketua KPUN (Komunitas Peternak Unggas Nasional), Dr.Prabianto Mukti Wibowo Komisioner Komnas HAM dan Yeka Hendra Fatika Komisioner Ombudsman RI.
(F/ Lianna).